Akhlak Tasawuf kuliah 2
Ø TOPIK KULIAH BAGIAN DUA
8.
Sifat Terpuji
9.
Tazkiyatun Nafsi
10.
Tarbiyah Zatiyah
11.
Langkah-langkah Pembinaan Akhlak
12.
Maqamat dan Hal
13.
Hubungan Syari’ah dengan Tasawuf
14.
Tasawuf dan Kehidupan Modern
Ø SIFAT-SIFAT
TERPUJI
TERPUJI
Ø DEFINISI
l Sifat terpuji
adalah perilaku atau sifat yang melekat dalam diri manusia yang dapat
mendatangkan kesenangan, mempunyai nilai kebenaran, mendatangkan rahmat dan
memberikan kebaikan.
l Sifat terpuji
berhubungan erat dengan kebaikan, yaitu sesuatu yang berhubungan dengan yang
luhur, bermartabat, menyenangkan dan disukai manusia
Ø
KONSEP
KEBAIKAN
l
Hasanah; sesuatu yang disukai atau dipandang baik (QS. 16: 125, 28:
84)
l
Tayyibah; sesuatu yang memberikan kelezatan kepada panca indera dan
jiwa (QS. 2: 57).
l
Khair; sesuatu yang baik menurut umat manusia (QS. 2: 158).
l
Mahmudah; sesuatu yang utama akibat melaksanakan sesuatu yang
disukai Allah (QS. 17: 79).
l
Karimah; perbuatan terpuji yang ditampakkan dalam kehidupan
sehari-hari (QS. 17: 23).
l
Birr; upaya memperbanyak perbuatan baik (QS. 2: 177).
Ø FAKTOR PENYEBAB
•
Insting/Naluri:
kemampuan berbuat/cara berfikir/dorongan nafsu untuk sampai pada tujuan.
Insting mengandung 3 unsur: kognisi (mengenal), konasi (kehendak), dan emosi
(perasaan).
•
Kebiasaan/adat: sesuatu yang berjalan dengan sendirinya,
aturan yang berlaku dalam suatu masyarakat.
3. Lingkungan: ruang lingkup luar yang
berinteraksi dengan manusia. Lingkungan terbagi dua: lingkungan alam dan
lingkungan pergaulan.
4. Kehendak/: fungsi jiwa untuk dapat mencapai
sesuatu, bertautan dengan pikiran dan perasaan. Kehendak dapat berupa perbuatan
yang menjadi pendorong atau penolak terwujudnya tindakan.
Ø DAMPAK
Ø Dampak Personal:
-
Mendapat
keridhaan Allah
-
Positive
thinking
-
Jiwa
merasa aman dan damai
Ø Dampak Sosial:
-
Terciptanya
ketenteraman publik
-
Kokohnya
persatuan dan kesatuan
Ø MACAMNYA
l Sidiq: artinya benar atau jujur, meliputi: benar hati (sidiq qalb), benar ucapan
(sidiq lisan), dan benar perbuatan (sidiq amal). Benar hati berarti bersih dari
segala penyakit hati, benar lisan berarti yang dikatakan adalah kebenaran, dan
benar perbuatan artinya semua yang dilakukan sesuai dengan syari’ah Islam
l Amanah:memelihara titipan dan mengembalikan kepada pemiliknya dalam keadaan
seperti semula. Dalam arti luas amanah adalah: menyimpan rahasia orang, menjaga
kehormatan orang, menunaikan tugas-tgas pribadi, dsb.
l
Iffah:
menjauhkan diri
dari hal-hal yang tidak baik, atau menjaga kesucian tubuh, atau memelihara
kehormatan diri dari segala hal yang akan merendahkan, merusak, dan
menjatuhkannya.
l
Syaja’ah: berani yang berlandaskan kebenaran dan
dilakukan dengan penuh pertimbangan. Bentuknya: berani menghadapi musuh dalam
peperangan, menyatakan kebenaran, menegndalikan diri tatkala marah.
l
Tawadhu’: rendah hati, tidak memenadang dirinya lebih tinggi
daripada orang lain. Sikap tawadhu lahir karena kesadaran akan kemahakuasaan
Tuhan, bahwa semua yang dimiliki manusia adalah karunia Allah.
Ø PEMBINAAN AKHLAK
Ø TAZKIYATUN NAFSI
Ø TARBIYAH ZATIYAH
Ø HALAQAH TARBAWIYAH
Ø TAZKIYATUN NAFSI
l
PENGERTIAN:
pembersihan jiwa dari kotoran atau penyakit hati. Tazkiyah memiliki dua arti;
yaitu penyucian dan penyembuhan.
l
TUJUAN:
•
Tatahhur: mensucikan diri, diawali dengan
taubat dari segala perbuatan tercela. Sehingga jiwa terasa kosong dari segala
penyakit hati.
•
Takhallaq: mengisi jiwa dengan
perbuatan-perbuatan mulia, sehingga perilakunya terhiasi oleh akhlakul
mahmudah.
•
Tahaqquq: berada sedekat mungkin dengan Allah
Ø SARANA
Ø
SALAT:
merupakan cara
sekaligus sarana pembersihan jiwa.
Ø
ZAKAT: membersihka jiwa dari bakhil dan
kikir
Ø PUASA:
mengendalikan nafsu, melatih kesabaran, dan mengekang nafsu duniawi
Ø ZIKIR dan FIKIR: sarana untuk muhasabah dan mujahadah
Ø Dsb.
Ø HASIL
Ø Tercapainya kesucian hati, yang
berupa:
1.
Lisan terkontrol (dhabtul lisan)
2.
Komitmen dengan adab pergaulan (iltizam bi adabil ‘ilaqat)
3.
Terealisasikannya sifat-sifat mulia
4.
Terhindar dari sifat-sifat buruk
Ø TARBIYAH ZATIYAH
DAN
HALAQAH TARBAWIYAH
DAN
HALAQAH TARBAWIYAH
Ø PENGERTIAN, SARANA
Ø DAN
Ø HASIL PENCAPAIANNYA
Ø TARBIYAH ZATIYAH
Ø PENGERTIAN: pembinaan terhadap diri sendiri untuk
membentuk kepribadian islami yang sempurna
Ø TUJUAN: untuk meningkatkan kualitas diri
seideal mungkin, memperbaiki diri secara kontinyu dan konsisten, meningkatkan
semua potensi diri
Ø SARANA
l MUHASABAH: mengintstropeksi atau mengevaluasi diri (iman, ibadah, akhlak).
l TAUBAT: meluruskan jiwa setelah melakukan
penyimpangan dan mengembalikannya ke titik yang benar
l TALABUL ‘ILMI: mengarahkan pengetahuan yang benar
l BANYAK AMAL: mengetahui kejujuran dan keistiqamahan
dalam beramal
l Dsb.
Ø HASIL
Ø
Memperoleh Kebahagiaan dan Ketenteraman
Ø
Mendapatkan Ridha Allah
Ø Terjaga dari
Keburukan dan Kejahatan
Ø HALAQAH TARBAWIYAH
Ø PENGERTIAN: menghimpun diri dengan orang lain untuk
bersama-sama membina diri dengan dipandu oleh seorang pembimbing
Ø TUJUAN: membentuk komunitas yang baik
dan menjaga konsistensi atau keistiqamahan dalam berakhlak terpuji.
Ø SARANA DAN MANFAAT
Ø SARANA: tadarus Al-Qur’an, diskusi masalah keagamaan,
pengajian, muhasabah dan lain-lain
Ø MANFAAT:
•
Tertananamnya akidah Islam yang kuat
•
Terbentuknya akhlakul karimah
•
Terjalinnya ukhuwah Islamiyah
Ø MANAJEMEN AKHLAK
Ø LANGKAH-LANGKAH
Ø PEMBINAAN AKHLAK
Ø Langkah-langkah Pembinaan Akhlak
l Jelaskan pengertian dan cara
mempraktekkan hal-hal sebagai berikut:
1.
Musyaratah
2.
Muraqabah
3.
Muhasabah
4. Mu’aqabah
5.
Mujahadah
6. Mu’atabah
Pemakalah:
Amalia Nurul, Dwi Farah Puspita, Septy Setiarini
Ø MUSYARATAH (mengikat diri)
Ø
DEFINISI: suatu hal yang harus
dilakukan oleh seseorang untuk menentukan apa saja yang akan diperbuatnya atau
direncanakan untuk dilakukan guna membersihkan jiwa dan memperbaiki akhlaknya.
Ø TUJUAN:
mendeskripsikan tujuan dan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam rangka
membina akhlak pribadi.
Ø MURAQABAH (mengawasi diri)
Ø
DEFINISI: upaya menghadirkan kesadaran
akan adanya pengawasan dari Allah, dengan cara mewaspadai dan mengawasi diri sendiri
(controll byself).
Ø Tahap ini
menghasilkan ma’iyatullah (kesertaan Allah), yaitu keyakinan bahwa Allah selalu
bersamanya di manapun dia berada
l MUHASABAH (mengoreksi diri)
Ø
DEFINISI: usaha untuk mengitung,
mengkalkulasi diri seberapa banyak dosa yang telah dilakukan dan kebaikan apa
saja yang telah dijalaninya.
Ø
Muhasabah pada hakikatnya adalah
menganalisa secara terus menerus atas hati berikut keadaannya yang selalu
berubah.
Ø Muhasabah dimulai
dengan bertaubat kepada Allah Swt
l MU’AQABAH (menghukum diri)
Ø
DEFINISI: menghukum diri atas kesalahan
yang telah dilakukan.
Ø Pemberian sanksi
bukanlah dengan sesuatu yang membuat kerusakan atau madharat bagi dirinya,
tetapi dengan meningkatkan amal ibadah dan mengekang diri dari berbuat munkar
atau syubhat.
Ø MUJAHADAH (bersungguh2)
Ø
DEFINISI: upaya keras untuk
bersungguh-sungguh melaksanakan ibadah kepada Allah.
Ø Mujahadah
merupakan wujud usaha untuk meningkatkan amal ibadah dalam rangka mendekatkan
diri kepada Allah.
Ø MU’ATABAH (menegur diri)
Ø
DEFINISI: upaya memonitor, mengontrol
dan mengevaluasi sejauh mana proses pembinaan tersebut berjalan.
Ø
Tahapan mu’atabah merupakan evaluasi terhadap
seluruh tahapan yang sudah dilaksanakan, apakah sudah sesuai dengan ajaran
Allah ataukah menyimpang.
Ø Evaluasi juga
dilakukan terhadap hasil pembinaan akhlak apakah terjadi peningkatan atau
penurunan.
Ø MAQAMAT DAN HAL
Ø TAHAPAN MENCAPAI
Ø KEDEKATAN DENGAN ALLAH
Ø MAQAMAT
l DEFINISI: jalan yang harus ditempuh oleh seorang
sufi untuk dekat dengan Allah. Atau
tahapan/tingkatan yangharus dilalui seorang sufi unruk mendekatkan diri kepada
Allah.
l TAHAPAN: ada tujuh tahapan: taubat,
wara’, zuhud, faqir, sabar, tawakkal, dan ridha.
l Maqamat itu bersifat tertib, artinya
harus dimulai dari tingkat pertama, kedua dan seterusnya secara berurutan.
Pencapaian maqam tertinggi berarti pembebasan hati dari segala ikatan duniawi
Ø TAHAPAN MAQAMAT
l
Taubat, yang terdiri dari dua hal, yaitu taubat dari dosa dan
taubat dari gafla (lupa mengingat Allah), karena gafla adalah
pangkal dari terjadinya dosa. Taubat merupakan proses peralihan dari kehidupan
yang gafla ke kehidupan penuh dengan ingat kepada Allah.
l
Wara’,
yaitu meninggalkan sesuatu yang syubhat (tidak jelas antara halal atau haram)
dan hanya mencari yang halal saja
l Zuhud, yaitu tidak tamak terhadap kesenangan dunia, dan
mengutamakan kehidupan akhirat
l Faqir, yaitu tidak punya apa-apa dan tidak membutuhkan ketika
memilikinya. Faqir juga berarti kekosongan hati dari segala hal kecuali Tuhan
l Sabar, menerima atau melaksanakan sesuatu dengan ikhlas tanpa
mengeluh. Sabar meliputi dua hal, yaitu sabar menghadapi cobaan dan sabar dalam
menjalankan kewajiban
Ø Tawakkal, yaitu menggantungkan diri sepenuhnya pada takdir Allah
tanpa adanya usaha. Tawakkal ini lebih dekat dengan konsep jabariyah
Ø Ridho, yaitu mengubah segala penderitaan, kesengsaraan menjadi
kegembiraan dan kenikmatan
Ø HAL/AHWAL
Ø DEFINISI: Hal adalah keadaan
mental dimana seseorang merasakan kedekatan dengan Allah.
Ø Hal berbeda dengan maqam. Hal
merupakan anugerah dari Tuhan tanpa adanya usaha (manusia pasif) dan
sifatnya sementara. Maqam diusahakan manusia (manusia aktif), dan
bersifat tetap
Ø CARA PENCAPAIAN
Ø Riyadah, yaitu zikir dan tafakur sebanyak-banyaknya
Ø Mujahadah, yaitu berusaha sungguh-sungguh dalam melaksanakan perintah
Allah
Ø Uzlah, yaitu mengasingkan diri dari pengaruh keduniaan
Ø Muraqabah, yaitu mendekatkan diri kepada Allah
Ø MACAM-MACAM HAL
Ø
Khauf
Ø
Tawadhu’
Ø
Taqwa
Ø
Ikhlas
Ø
Syukr
Ø SYARI’AH DAN TASAWUF
Ø KEDUDUKAN, HUBUNGAN, DAN
Ø PERBEDAAN
Ø KEDUDUKAN
Aspek ajaran Islam terdiri dari dua:
•
Aspek lahir (zahir), yaitu syari’ah (fiqh), yaitu ibadah amaliyah dengan
berbagai ketentuan tentang tata cara pelaksanaannya.
•
Aspek batin, yaitu tasawuf, yang
merupakan tujuan dari pelaksanaan ibadah amaliyah itu sendiri
Ø HUBUNGAN
Ø Syari’ah dan Tasawuf merupakan dua ilmu yang
saling berhubungan erat, karena keduanya merupakan perwujudan pengamalan iman
yang mendalam. Syari’ah mencerminkan pengamalan iman pada aspek lahiriyah,
sedangkan tasawuf mencerminkan pengamalan iman pada aspek batiniyah
Ø Hukum-hukum Allah
yang lahir tidak dapat diketahui kecuali dengan syari’ah, dan tiada syari’ah tanpa tasawuf, karena tiada amal
yang diterima kecuali disertai dengan tawajjuh (menghadap Allah), dan keduanya
(syariah dan tasawuf) tidak sah tanpa iman.
l Imam Malik:
barang siapa yang mengamalkan fiqh tanpa tasawuf maka ia menjadi fasiq, dan
barangsiapa bertasawuf tanpa fiqh sungguh ia menjadi zindiq
l
Al-Ghazali: tidak akan sampai kepada
tingkat yang terakhir (hakikat) kecuali setelah menyempurnakan tingkat pertama
(yaitu ibadah, syari’ah). Tidak dapat menembus ke dalam batinnya (tujuan
ibadah) kecuali setelah menyempurnakan lahirnya (syari’ah, rukun ibadah)
Ø PERBEDAAN
Dari segi Alat atau Cara:
Ø Syari’ah: mengandalkan iman dan akal untuk
mencerna hukum-hukum Ilahi. Hasilnya adalah pengetahuan mengenai Allah secara
ilmu yaqin.
Ø Tasawuf:
menekankan pada sikap hati dan perilaku dengan mengasahnya untuk menangkap
syari’ah Illahi. Hasilnya adalah: pengetahuan
mengenai Allah secara Ainul Yaqin dan Haqqul Yaqin
Dari segi Pelaksanaan:
Ø
Syari’ah: mengandalkan bahasa akal dan
menggunakan perkataan dan perbuatan.
Ø Tasawuf:
mengandalkan komunikasi hati melalui tahapan pencapaian kedekatan kepada Allah
(maqamat).
Ø TASAWUF
Ø PENERAPANNYA DALAM
Ø KEHIDUPAN MODERN
Ø APA MODERNITAS ITU
Ø Perkembangan kehidupan manusia
berdasarkan kemajuan peradabannya.
Ø Masyarakat dibagi tiga kategori:
agricultur (pertanian), industry, dan teknologi informasi.
Ø Masing-masing kategori memiliki
karakter khusus, terkait dengan cara pandang terhadap kehidupan.
Ø DAMPAK MODERNITAS
Ø Positif: masy lebih rasional, berpikir
jangka panjang, kehidupan lebih mudah
Ø Negatif: munculnya paham materialisme,
kekeringan spiritualitas, degradasi moral.
l TASAWUF DAN KEHIDUPAN SOSIAL
Ø Mengenalkan aspek batin
(spiritualitas) kehidupan manusia.
Ø Menerapkan keseimbangan dalam kehidupan.
Ø Mengeluarkan manusia dari perangkap
materialisme.
Ø Menemukan hakikat kehidupa manusia
sebagai hamba Tuhan
l PENERAPAN KONSEP TASAWUF
Ø Zuhud: ajaran tentang keseimbangan
kehidupan.
Ø Tawakkal, ikhlas: ajaran tentang
profesionalisme.
Ø Sabar, qana’ah:
meningkatkan optimisme.
Posting Komentar